BAB
I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar
Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah pontensi
atau sumber daya dalam masyarakat untuk melakukan upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan ini untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat di bidang pembangunan kesehatan
Ilmu
kesehatan masyarakat juga dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mencegah
penyakit, mmemperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta
meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya atau usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, seorang
pelayan kesehatan harus mengetahui dan menerapkan Sistem informasi kesehatan dan
manajemen data kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sistem informasi
kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yakni perspektif fungsional
dan perspektif arsitektur teknologi. Dua perspektif ini bersifat generik dan
tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja tetapi juga untuk
sistem informasi lainnya.
Tujuan pembangunan kesehatan
adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan yang
proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta,
dan masyarakat. Penggalian informasi
yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan sumber utama
dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.
Dalam Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 Tentang Kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang
diselenggarakan melalui sistem informasi dan lintas sektor. Sering dengan era
desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik di
pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah
masing-masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian
kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem
informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas mau pun rumah
sakit.
1. 2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
§ Untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu Kesehatan Masayarakat.
§ Agar
mahasiswa mengetahui tentang pengertitan, Tujuan dan manfaat sistem informasi
kesehatan
§ Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan dari sistem informasi kesehatan,
sistem manajemen kesehatan dimasa depan dan domain sistem informasi kesehatan
§ Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang manajemen data dalam lingkup kesehatan.
§ Agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang tahapan manajemen data
1. 3.
Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan makalh ini diantaranya
sebagai berikut:
§ Mahasiswa
dapat mengetahui tentang pengetian, tujuan dan manfaat sistem informasi
kesehatan
§ Mahasiswa
dapat mengetahui tentang perkembangan sistem informasi kesehatan, sistem
manajemen kesehatan dimasa depan, dan domain sistem informasi kesehatan
§ Mahasiswa
dapat mengetahui tentang manajemen data dalam lingkup kesehatan
§ Mahasiswa
dapat mengetahui tentang tahapan manajemen data.
1. 4.
Metode
Penulisan
Metode
penulisan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka. Hal ini
disebabkan karena lebih memudahkan penulis dalam
menyusun makalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam
berbagai perspektif (van de velde dandegoulet, 2003) yakni perspektif
fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dua perspektif ini bersifat
generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja tetapi
juga untuk sistem informasi lainnya.
Sistem informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Suatu
sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi
perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi
terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran
informasi.
Menurut
WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
§ Service delivery (pelaksanaan
pelayanan kesehatan)
§ Medical product, vaccine, and
technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
§ Health worksforce (tenaga medis)
§ Health system financing (system
pembiayaan kesehatan)
§ Health information system (sistem
informasi kesehatan)
§ Leadership and governance
(kepemimpinan dan pemerintah)
Secara umum pengertian sistem
informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan
balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu
diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi,
penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program,
pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.
Teknologi informasi memberi
berbagai kemudahan dalam proses manajemen di segala bidang. Dengan teknologi
informasi, data dan informasi dapat diolah dan didistribusikan secara lebih
mudah, cepat, akurat dan fleksibel. Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya
pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan.
2.2. Tujuan Sistem Informasi
Kesehatan
Sistem
informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di
setiap jenjang administrasi kesehatan baik di tingkat pusat, propinsi,
kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti rumah sakit
ataupun puskesmas.
Dalam
bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk system informasi
kesehatan (SIK). Tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah
agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin
maupun non rutin menjadi sebuah informasi yang adekuat untuk membantu
pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Sistem
Kesehatan Nasional Indonesia terdiri dari 7 subsistem, yaitu:
Upaya
Kesehatan
Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
Pembiayaan
Kesehatan
Sumber
Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
Sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan
Manajemen,
Informasi, dan Regulasi Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Di dalam
Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu :
Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen dan Informasi
Kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan kesehatan,
adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai
dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berdaya guna,
berhasil gunam dan mendukung penyelenggaraan keenam subsitem lain di dalam
Sistem Kesehatan Nasional sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Subsistem dalam sistem
informasi kesehatan secara umum meliputi:
a.
Surveilans
epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi lingkungan dan
faktor risiko);
b.
Pelaporan rutin
dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi,
praktek swasta;
c.
Pelaporan
program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, yang
biasanya bersifat vertikal;
d.
Sistem
administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat
dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain-lain;
e.
Pencatatan
vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi.
Jika dicermati, komponen
tersebut tidak hanya tanggung jawab
sektor kesehatan semata, tetapi juga lintas sektor lainnya seperti statistik
vital kependudukan, data kelahiran, data kematian. Sistem pelaporan informasi
kesehatan rutin dari fasilitas kesehatan pun tidak berjalan dengan baik.
2.3. Manfaat Sistem Informasi
Kesehatan
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi
menuai beberapa keuntungan, antara lain:
a.
Membantu
pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan,
memantau perkembangan dan meningkatkannya.
b.
Pemberdayaan
individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
c.
Penguatan evidence based dalam mengambilan
kebijakan yang efektif, evaluasi, dan inovasi melalui penelitian.
d.
Perbaikan dalam
tata kelola, memobilisasi sumber baru
dan akuntabilitas cara yang digunakan.
Data yang diperlukan
dalam sistem informasi kesehatan yang komprehensif berkisar dari data
kelahiran, morbiditas dan mortalitas, untuk jenis dan lokasi tenaga kesehatan,
dengan jenis dan kualitas pelayanan klinis yang diberikan di tingkat nasional
dan sub-nasional dan akhirnya dengan indikator penduduk, seperti sebagai
demografi dan status sosial ekonomi.
Manfaat adanya sistem
informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
memudahkan
setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan
rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ
semua
kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur
2.4.Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan
Dalam
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap
unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan
berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer
dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based
Information System).
Melalui
hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :
§ Perangkat lunak tersebut
dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
pemerintah daerah.
§ Dengan menggunakan open system
tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
§ Sistem informasi kesehatan terintegrasi
ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area
Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta
sebagai komponen sistem di masa depan.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video,
suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif,
homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi
informasi yang komprehensif.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami,
menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data
kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab
dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi
mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian
pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
§ Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian
dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
data/informasi kesehatan dan kedokteran.
§ Dapat digunakan untuk mengubah
tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi
dapat meraih keunggulan kompetitif.
§ Mengarah pada peluang-peluang
strategis yang dapat ditemukan
Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 (tiga) pembagian
masa sebagai berikut :
Era
manual (sebelum 2005)
Era
Transisi (tahun 2005 – 2011)
Era
Komputerisasi (mulai 2012)
Masing-masing
era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai
bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi - TIK).
Era
Manual (sebelum 2005)
Aliran
data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke
pusat melalui berbagai jalan.
Data
dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen
Kesehatan.
Bentuk
data : agregat.
Sering
terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
Sangat
beragamnya bentuk laporan.
Validitas
diragukan.
Data
sulit diakses.
Karena
banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit
dioah dan dianalisis.
Pengiriman
data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.
Era
Transisi (2005 – 2011)
Komunikasi
data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa
masih terfragmentasi).
Sebagian
besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
Sebagian
data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.
Keamanan
dan kerahasiaan data kurang terjamin.
Era
Komputerisasi (mulai 2012)
Pemanfaatan
data menjadi satu pintu (terintegrasi).
Data
inbdividual (disagregat).
Data
dari Unit Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah (uploaded) ke bangk data di
pusat (e-Helath).
Penerapan
teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank data.
Keamanan
dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login).
Lebih
cepat, tepat waktu dan efisien.
Lebih
ramah lingkungan.
2.5.Sistem Informasi Kesehatan di masa
Depan
Dalam
upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
v Input pencatatan dan pelaporan
berbasis elektronik atau computerized.
v Input data hanya dilakukan di tempat
adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
v Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan
1 kali).
v Akurat, tepat, hemat sember daya
(efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas
memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
v Data yang dikirim (uploaded) ke
pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data
warehouse).
v Laporan diambil dari bank data
sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
v Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan
dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
v Petugas akan ditingkatkan
kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
v Mudah dilakukan berbagai jenis
analisis dan assesment pada data.
v Secara bertahap akan diterapkan 3
aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem
Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
2.6.Domain Sistem Inforamsi Kesehatan
Secara umum domain
sistemmin formasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada
karakteristik intergrasi sistem informasi (Raghupathi dan Tan, 2002).
sistem informasi yang mempunyai derajat intergritasi
internali yang tinggi.
·
Sistem informasi
rekam medis elektronik
Sitem imformasi rekam
medis elektronik atau disebut dengan virtual patient record/elektronick medical
record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam medis pasien, sehingga
memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk sejarah penyakit dan tindakan
medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk mengambil tindakan medis
yang tepat. Secara umum, sistem ini dapat didefinisikan sebagai informasi
kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk digital yang mempunyai sebuah
penanda unik setiap individu (raghupathi, 1997).
Sistem ini digunakan di
liungkungan rumah sakit atau lembaga penyedia pelayanan kesehatan lain yang
menangani pasien secara langsung.
·
Sistem informasi
managemen dokumen
Jika sistem informasi
RM elektronik digunakan untuk mengelola informasi pasien, sistem informasi
managemen dokumen (disebut juga enterprise/elecktronik conten mengement/
documen management system) digunakan untuk mengelola dokumen secara umum untuk
mendukung menagement dalam perencanaan, pengendalaian, dan pengambilan
keputusan. Termasuk dalam sistem informasi ini ada pengarsipan dokumen secara
digital, workflow, pemrosesan formulir elektronik dan penyimpanan dalam
kapasitas besar (mass storage) Raghupathi, 2003.
Sistem informasi ini
tidak hanya digunakan dalam lingkup RS, tetapi juga pada lembaga yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat seperti Dinas kesehatan dan
departemen kesehatan.
·
Sistem informasi
farmasi
Sistem ini digunakan di
instalasi farmasi untuk mengelola pemesanan, persediaan, dan distribusi obat
obatan dan sediaan medis lainnya. Sistem ini dapat dihubungkan dengan sistem
informasi lain di rumah sakit, seperti sistem informasi rekam medis, sistem
informasi klinis, dan sistem informasi keuangan.
·
Sistem informasi
geografis
Secara umum, sistem ini
menggabungkan gambar dan informasi.contohnya penggunaan SIG adalah untuk
memonitor perkembangan sebuah penyakit yang memerlukan penanganan khusus dan
cepat, seperti flu atau demam berdarah.
·
Sistem pendukung
pengambilan keputusan kesehatan
Secara umum sistem
poendukung pengambilan keputusan adalah bentuk khusus sistem informasi yang di
dalamnya terdapat mesin inferensi yang memungkinkan pengguna mendapatkan
masukan dari sistem setelah mengola informasi atau pengetahuian awal yang
dimiliki opleh sistem. Sistem ini dalam bidang kesehatan bersifat individual
dan kelompok. Salah satu contoh sistem ini adalah sistem untuk mendiagnosa
suatu penyakit dengan cara mengenali gejala gejala yang ada.
·
Sistem informasi
eksekutif
Sistem ini merupakan
jenis khusus sistem informasi dengan pengguna khusus, para eksekutif atau
managemen puncak.
·
Data warehouse
dan datamining
Data warehouse (gudang
data) dan datamining (penambangan data) adalah dua konsep, metode dan teknologi
yang saling terkait. Yang pertama dapat didefinisikan sebagai “pembuatan ruang
penyimpanan data besar yang digunakan untuk pengambilan keputusan strategis “
(golberg,1996). Datamining adalah proses ekstraksi data dalam jumlah besar
dengan metode tertentu untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan. Secara umum datamining dikembangkan untuk mengidentifikasi pola
tersembunyi yang menggambarkan keterkaitan antar data.
sistem inftormasi yang mempunyai derajat integrasi
eksternal yang tinggi.
·
Sistem informasi
kesehatan publik
Cakupan sistem informsi
kesehatan publik melintasi batas lembaga.
·
Internet,
intranet, ekstranet
Internet adalah
jaringan komputer yang tersebar diseluruh dunia yang berkomunikasi dengan
protokol TCP/IP. Sedangkan intranet adalah jaringan komputer yang tidak dapat
diakses oleh pengguna diluar cakupan intranet yang biasanya dibatasi dalam
sebuah gedung atau lembaga.
Internet, intranet, dan ekstranet akan
sangat membantu dalam membangun sistem informasi kesehatan yang ditujukan untuk
bisa diakses oleh banyak pengguna.
khusus untuk internet dan ekstranet sangat bermanfaat untuk sistem
informasi yang digunakan oleh pengguna yang tersebar secara geografis.
·
Telemedicine
Secara umum,
telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan mulai
dari konsultasi, diagnosa, dan tindakan medis tanpa terbatas ruang atau
dilaksanakan jarak jauh.
Sistem ini membutukan
teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data berupa vedio, suara, dan
gambar secara interaktif yang sering dilakukan secara realtime yang dapat
diintegrasikan dalam tegnologi pendukung video-conference.
Informasi kesehatan
dapat dibagi menjadi lima domain yang berbeda, yaitu:
1.
Penentu
Kesehatan, yang meliputi faktor risiko, perilaku, keturunan, lingkungan, sosial
ekonomi dan demografi.
2.
Input sistem
kesehatan, yang meliputi kebijakan, pembiayaan, sumber daya, dan organisasi.
3.
Output sistem
kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
4.
Hasil sistem kesehatan,
meliputi pemanfaatan pelayanan.
5.
Status kesehatan
meliputi angka kematian,kesakitan atau ketidakmampuan, dan kesejahteraan.
2.7.
Pengertian Manajemen Data
Berbagai pakar mengartikan data sebagai hasil penghitungan dan
pengukuran. Dalam bentuk jamak, Data berasal dari kata Datum yang diartikan sebagai
himpunan hasil dari penghitungan dan pengukuran, bisa dalam bentuk angka/bilangan
(umur, berat badan) dan bukan angka (jenis kelamin, tingkat
pendidikan), dan sebagainya. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai
file dalam data base.
Data sebagai hasil perhitungan dan pengukuran belum dapat berbicara
banyak sebelum diolah lebih lanjut. Dalam pengelolaan inilah dikenal dengan
istilah Manajemen Data. Pengertian manajemen dalam hal data itu bukanlah
Istilah manajeman yang biasa dikenal dan yang sering digunakan suatu
organisasi yaitu manajemen yang terdiri dari unsur perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring Evaluasi. Manajemen data
yang dimaksud disini adalah kegiatan pengelolaan data.
Manajemen dalam pengertian Data (Manajenmen Data)
adalah Rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari
kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga
menjadi suatu informasi.
2.8.Tahapan Manajemen data
Tahapan dalam manajemen data
kesehatan diantaranya sebagai berikut:
1
Pengumpulan Data
§ Kegiatan
wawancara/ observasi dalam rangka memperoleh data dari objek pengamatan.
§ Perlu
diperhatikan cara pengumpulan data, instrumen pengumpul data, uji validitas dan
reliabilitas.
2
Pengolahan Data
§ Pengolahan
data bertujuan merubah data yang telah terkumpul menjadi suatu bentuk yang siap
untuk dilakukan analisis.
§ Tahapan
pengolahan data yakni : memeriksa data (editing), pemberian kode (coding),
pemindahan data (secara manual (dalam kartu kode), maupun komputer (entri dalam
suatu file).
3
Analisis Data
§ Menentukan
metode analisis sesuai dengan tujuan penelitian, hipotesis, yang dihasilkan.
4
Penyajian Data
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tujuan dikembangkannya
berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah
informasi yang adekuat untuk membantu pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.
Sistem
Kesehatan Nasional Indonesia terdiri dari 7 subsistem, yaitu:
Upaya
Kesehatan
Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan
Pembiayaan
Kesehatan
Sumber
Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
Sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan
Manajemen,
Informasi, dan Regulasi Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Di dalam
Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu :
Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan.
Subsistem dalam sistem
informasi kesehatan secara umum meliputi:
§ Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan
tidak menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko);
§ Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit,
laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi, praktek swasta;
§ Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra,
malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, yang biasanya bersifat vertikal;
§ Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan,
keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian
dan lain-lain;
§ Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun
migrasi.
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi
menuai beberapa keuntungan, antara lain:
o Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan
mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
o Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan
mudah dipahami serta melakukan berbagai
perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
o Penguatan evidence
based dalam mengambilan kebijakan yang efektif, evaluasi, dan inovasi
melalui penelitian.
o Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi sumber
baru dan akuntabilitas cara yang
digunakan.
Manfaat adanya sistem
informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
memudahkan
setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan
rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ
semua
kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur
Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 (tiga) pembagian
masa sebagai berikut :
Era
manual (sebelum 2005)
Era
Transisi (tahun 2005 – 2011)
Era
Komputerisasi (mulai 2012)
Informasi kesehatan
dapat dibagi menjadi lima domain yang berbeda, yaitu:
§ Penentu Kesehatan, yang meliputi faktor risiko,
perilaku, keturunan, lingkungan, sosial ekonomi dan demografi.
§ Input sistem kesehatan, yang meliputi kebijakan,
pembiayaan, sumber daya, dan organisasi.
§ Output sistem kesehatan, meliputi informasi,
kemampuan pelayanan dan kualitas.
§ Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan
pelayanan.
§ Status kesehatan meliputi angka kematian,kesakitan
atau ketidakmampuan, dan kesejahteraan
Manajemen dalam pengertian
Data (Manajenmen Data) adalah Rangkaian kegiatan pengelolaan data
mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga
menjadi suatu informasi.
Tahapan dalam manajemen data
kesehatan diantaranya sebagai berikut:
§ Pengumpulan
Data
§ Pengolahan
Data
§ Analisis
Data
§ Penyajian
Data
3.2.Saran
Makalah merupakan salah satu karya tulis yang dapat
membantu para pembacanya untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk itu, bagi
para pembaca sebaiknya membaca beberapa sumber atau literatur guna perbandingan
dan jangan berpatokan pada satu sumber.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking